Sabtu, 25 Juni 2011

Sistem keuangan internasional

Kurun waktu pra perang dunia

System moneter internasional yang berlaku smpai dengan menjelang pecah perang dunia ialah system standar emas. Diantara system-sistem moneter dunia, system standar emaslah yang hingga saat ini memegang rekor dalam hal lamanya berfungsi. System standar emas lahir bukan hasil prakarsa seseorang, melainkan sebgai hasil evolusi praktek-praktek melaksanakan transaksi ekonomi internasional pada umumnya dan transaksi-transaksi pambayaran antar Negara pada khususnya. Oleh karena itu tidak mungkin ditetpkan dengan pasti kapan system standar emas dunia terjelma dan mulai berfungsi.

Sekedar untuk membrikan ancar-ancar mengenai mulai kapan system standar emas dunia mulai berperan dalam perekonomian dunia, dapat dikatakan bahwa diantara para sejarawan dicapai semacam consensus untuk menganggap bahwa system standar emas dunia dimulai pada sekitar tahun 1870.

Sebagai akibat pecah perang dunia pertama system standar emas ditinggalakan, setelah perang dunia pertama usai beberapa Negara Eropa mencoba untuk kembali menggunakan siste standar emas lagi. Akan tetapi saying bahwa usaha mereka ternyata terhalang oleh melandanya depresi dunia 1929, seperti halnya dengan malapetaka perang, malapetaka depresi dunia tersebut memaksa mereka kembali meninggalkan system standar emas lagi.

Dalam system standar emas kurs valuta asing relative stabil, dapat berubah disekitar titik paritas arta yasa yang dan dibatasi oleh titik ekspor emas dan titik impor emas. Oleh karena demikian stabilnya, maka banayk penulis yang mengatakan bahwa system standar emas termasuk dalam katagori system kurs tetap. Memang untuk lebih tepatnya ada yang menyarankan untuk digunakannya sebutan ‘relatively fixed rate system’ dan bukannya ‘fixed rate sistem’ namun yang menyarankan tersebut lebih merupakan pengecualian daripada merupakan pendapat umum.

Beberapa diantara sifat-sifat menguntungkan yang melekat pada system standar emas yang banyak disebut-sebut dalam literature ialah:
1. Stabilny kurs valuta asing. Dalam system standar emas kurs valuta asing relative stabil. Kurs yang terjadi selalu berada disekitar kurs paritas arta yasa, yang tingginya tidak berubah-ubah. Kurs tersebut bias bergerak keatas atau kebawah meninggalkan kurs arta yasa. Akan tetapi geraknya tersebut dibatasi oleh titik ekspor emas dan titik impor emas, yang pada kenyataannya dalam praktek jaraknya dapat dikatakan sangat sempit. Yang menentukan jarak antara kurs paritas arta yasa dengan kedua titik emas adalah biaya pengangkutan emas dari Negara bersangkutan kenegara tujuan pembayaran per unit mata uang yang tingginya kurs kita permasalahkan. Semakin tinggi biaya transport yang dikeluarkan, misalnya karena jarak nya lebih jauh, maka semakin lebar jarak antara titik ekspor emas dengan titik impor emasnya.
2. Dalam system standar emas, deficit atau surplus neraca pembayaran berlangsungnya berkecenderungan tidak berlarut lama melainkan secar otomatis menyusut, untuk kemudian kembali kekeadaan seimbang lagi. Penyesuaian neraca pembayaran berjalan otomatis melalui mekanisme aliran emas-harga, yang sebutan alinya ialah ‘the price specie flow mechanism’

Akan tetapi sayang bahwa disamping sifat-sifat positif yang dimilikinya, system standar emas dalam prakteknya mengenal beberapa klemahan. Beberapa diantara nya ialah:
1. Stabilitas dalam kurs valuta asing biasanya diikuti oleh ketidakstabilan tingkat harga. Dengan kurs valuta asing yang relative sangat stabil tersebut, disekuilibrium neraca pembayaran mengakibatkan timbulnya aliran emas masuk (atau keluar). Ini selanjutnya mengakibatkan meningkat (atau menurun) nya jumlah uang beredar. Pada gilirannya perubahan jumlah uang yang beredar berkecenderungan mengakibatkan meningkatnya atau menurunnya tingkat harga dan juga tingkat kegiatan ekonomi. Jadi dengan perkataan lain, kiranya bias disimpulkan, bahwa apabila terjadi aliran emas masuk, maka tingkat harga dan kegiatan ekonomi cenderung untuk naik. Sebaliknya apabila terjadi aliran emas keluar, maka kecenderungan akan terjadi menurunnya tingkat harga dan naiknya tingkat pengangguran.
2. Mekanisme penyeimbang kembali neraca pembayaran dalam praktek sering tidak selancar seperti yang diungkapkan dalam teori. Hal ini anatara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan pemerintah Negara bersangkutan untuk tidak mematuhi aturan permainan standar emas. Apabila terjadi ‘gold outflow’ misalnya, maka melalui system perbankan seharusnya diikuti oleh menurunnya jumlah uang yang beredar di dalam negri. Akan tetapi mengingat bahwa menurunnya jumlah uang yang beredar mempunyai kecenderungan mengakibatkan meningkatnya pengangguran dalam negri, maka pemerintah yang neraca pambayarannya mengalami deficit cenderung untuk mengambil tindakan yang justru berlawanan dengan aturan permainan tersebut. Pemerintah cenderung berusaha menghalang-halangi penurunan jumlah uang yang beredar dengan melalui berbagai kebijaksanaan moneter ekspansi yang antara lain berupa tndakan menurunkan diskonto bank sentral, menurunkan ‘legal reserve ratio’ melaksanakan ‘open market buying’ dan dapat juga dengan cara memperingan syarat-syarat perkreditan.

Sekalipun tidak lepas dari adanay kelemahan-kelemahan seperti disebutkan diatas, namun system standar emas yangmulai berperan pada sekitar thun 1870, kenyataannya dapat bertahan terus. Andaikan diplanet bumi ini tidak terjadi perang dunia, maka tidak mustahil kalau penduduk bumi yang hidup pada dasawarsa terakhir abad dua puluh sekarang ini masih mengalami hidup dalam suasana system standar emas. Namun kenyataannya menunjukkan bahwa malapetaka dunia berupa perang dunia terjadi. Perang dunia pertama meletus pada tahun 1914, sebagai akibatnya system standar emas terpaksa, sedianya untuk Negara, ditinggalkan. Setelah perang dunia pertama usai, beberapa Negara mencoba untuk kembali menggunakan system standar emas lagi. Akan tetapi usaha tersebut kenyataannya terhalang oleh melandanya malapetaka dunia berupa depresi dunia 1929.

Pada masa kini, sekalipub masih dijumpai juga adanya pemikir dan pengamat ekonomi yang melihat masih adanay kemungkinan bahwa suatu ketika system standar emas akan lahir kembali dipermukaan bumi ini, namun sebagian besar sampai saat ini beranggapan bahwa system standar emas untuk seterusnya tidak lebih hanya peninggalan sejarah.

sumber: http://wurihastuty.blogspot.com/2011/05/sistem-keuangan-internasional.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar